- Goresan Hati -

Dalam hidup yang penuh perjuangan, jangan kau jatuh ketika semua beban berada tepat di pundakmu.

Rabu, 18 April 2012

Hati, Maafkan Aku...

Hati, maafkanlah aku yang terlalu ceroboh dalam menyikapi semua yang aku rasakan.
Setelah apa yang aku INGINkan dalam genggaman, mengapa begitu terasa hampa? Aku takut dengan inginku, ternyata itu bukan yang aku BUTUHkan. Oh Tuhan, aku harus bagaimana?
Takut, sungguh aku takut mendengar kata-kata manisnya. Memang, aku telah lama memendam kekagumanku padanya. Memang benar, aku ingin dekat dan mengenalnya. Tapi, ketika semua kenyataan itu telah tepat dihadapanku... Aku takut!



Aku tak pernah menduga sebelumnya.
Bahwa benar kau pun telah lama ingin dekat dan mengenal diriku juga. Bahwa kau begitu gombal dengan kata-katamu. Bahwa kau mulai memberanikan diri untuk menjahiliku ketika di kelas.
Semua itu, membuat aku ingin menjauh. Menceritakan hal ini kepada teman-temanku, tak memberikan solusi yang membuat hatiku tenang. Masih dini aku rasa untuk menyudahi kedekatan ini. Belum ada rasa sakit dan kehilangan. Mengapa aku tak bisa lagi menjadi pemuja rahasiamu???
Mengapa semua menjadi begini???

Ya Allah, aku belum cukup baik untuk memenuhi standar pilihannya. Aku masih jauh dari perbuatan yang membuatku untuk dekat padaMU. Aku masih terlalu takut untuk mengenalnya lebih dalam lagi. Izinkan aku untuk memperbaiki kualitas keimanan dan ketakwaanku. Izinkan aku untuk lebih dekat dan mengenalMU, Yaa Rabb...
Aku takut melangkah lebih jauh. Engkau mengetahui segala yang gaib, masa datang dan segala hal yang tersembunyi. Aku sungguh merasakan kehampaan setelah ia datang mendekat padaku. Peluklah hatiku dalam kasih dan cintaMU yang penuh keridhaan, Yaa Allah.



Salah memang aku terlalu menggembar-gemborkan bahwa benar, dulu ada kamu yang bertengger pada dahan hatiku. Salah memang aku tak bisa merahasiakan kehidupan hatiku. Sekarang, aku bingung mengambil keputusan. Memang ia belum mengatakan tentang hubungan, karena kami baru beberapa minggu ini dekat. Tetapi, ia selalu saja mengatakan kata-kata yang membuat hatiku takut. "Bagaimana bila aku telah menggenggam hatimu?", "Bagaimana bila aku memberikan warna pada hidupmu?", "Kuingin kau genggam hatiku dan dekatkan pada hatimu (tahta)". Ahh, masalah hati memang membuat aku gila!
Aku tak pernah menyangka, ternyata kau bisa segombal itu. Kau yang seakan pendiam, cuek dan misterius. Ternyata, Ira pun setuju dengan pendapatku. Tapi, benar apa kata Ratih, "Namanya juga laki-laki, Sa. Pasti juga punya perasaan layaknya seorang laki-laki".


Tak salahkan bila aku mengakhirinya sekarang? Aku yakin segala rencana Allah berakhir manis, seperti katamu, "Setelah hujan badai, mendung kelabu, langit hitam pasti akan ada seberkas cahaya setelahnya. Cahaya itu ialah cahaya pelangi". Bila memang jalan hidupku digariskan untuk bersamamu, Allah akan menggerakkan hatimu untuk datang padaku. Allah pun akan menggerakkan hatiku untuk menerimamu. Saat ini, terlalu dini untuk mengambil keputusan meneruskan kedekatan yang sedang dalam proses. Mengingat, teman dekatmu pernah menaruh hati padaku. Sungguh, aku paling rentan terhadap masalah hati. Aku buta, bagaikan bayi yang baru terlahir ke dunia. Aku butuh arahan. Aku tak mau dalam keraguan. Bila aku harus dicap sebagai penjahat karena telah menyakiti dua hati tak bersalah, hatimu dan hati temanmu, kurasa saat ini memang itu yang terbaik. Entahlah, aku takut. Aku bingung dan aku ragu. Allah lah penolong dalam setiap perkara.

0 Komennya...:

Posting Komentar

Arigatoo ma Friends