- Goresan Hati -

Dalam hidup yang penuh perjuangan, jangan kau jatuh ketika semua beban berada tepat di pundakmu.

Senin, 28 November 2011

Terpesona

"Terpesona, ku pada pandangan pertama dan tak kuasa menahan rinduku. Senyumanmu slalu menghiasi mimpiku. Ingin kupeluk dan kukecup keningmu... Oh, indahnya"



     Sepenggal lirik lagu terpesona by Glenn Fredly ft. Audy malem ini berulang kali diputer. Bener-bener buat aku senyum-senyum nggak jelas, keinget sama kisah dan cerita masa lalu. :D
    Emang sih, sempet aku lupain untuk beberapa tahun. Abis, nih lagu bawaannya bikin ngegalau.
Cerita gila anak muda dalam mencari jati dirinya. (Gombal!). Tapi, emang bener. Butuh bertahun-tahun pula untuk menyadari bahwa apa yang selama ini di cari bukan lah dia. Tragis.


Bloggers, cinta itu datengnya nggak ada yang pernah tahu kapan? Sama siapa kita jatuh cinta atau dicintai? Tapi perlu diinget, cinta bukan untuk saling menjatuhkan, bukan untuk saling membenci, bukan untuk saling menghujat. Kenapa aku bilang gitu? Banyak contoh kasus yang bisa di lihat. Setelah bercerai, saling hujat-menghujat, saling membenci, parahnya sampe saling fitnah!


Oke, kita balik ke cerita awal.
             Aku, pernah mengirimkan sebuah lagu ini untuk seseorang di sana yang dulunya aku sayang. Kalo isi hati ini bisa di petakan dalam grafik, laju sayang itu makin hari makin meningkat. Ibarat tangga lagu, udah paling mentok nggak turun-turun nama nya di urutan teratas. Mau gimana sikap dia ke aku, tetep aja dia punya karisma tersendiri untuk terus menarik kutub selatanku ke medan magnet kutub utaranya. Mau dia jalan sama siapa pun wanita pilihannya, aku sayang dia!
Aku dan dia, nggak punya hubungan khusus. Istilahnya, pacaran gitu. Aku cuma bisa mandang dari kejauhan. Ibarat kata, ada hijab bening yang terbentang di antara aku dan dia. Samar tampaknya, namun begitu dekat. Nggak bisa aku bohong sama diriku, kalo sampe sekarang pun, aku masih memikirkannya. Walau aku udah coba untuk ngehapus lagu itu dari ingetanku, udah coba ngejauh, udah coba acuh... hmph! Tapi, seenggaknya intensitas sayang itu kini sudah menurun.


Berusaha untuk membalikkan sayang ini sewajarnya. Menurunkan level menjadi seorang kakak yang selalu aku harapkan. Dulu aku pernah bilang ke mama, "Kenapa mama nggak adopsi anak cowok untuk jadi kakak aku?". Saking aku berharapnya punya seorang kakak yang siap ngejaga aku. Di saat aku hilang arah dalam nentuin tujuan. Selain orang tua, aku pengen seorang kakak yang siap merangkul aku. 
Andai saja, kau terlahir menjadi saudara sedarahku.




Kapal yang aku pimpin kini, terombang-ambing di tengah samudera. Di naungi awan yang tak lagi biru. Senja pun telah berlalu disapu malam. Sang nahkoda kehilangan peta tujuan. Dermaga perhentian pun tak kunjung terlihat. Ombak yang mengganas, bergulung menghempas kapal menjauhi daratan. Rintik hujan mengguyur, melukiskan kesedihan sang nahkoda. Tangisan yang mengalir, terjatuh bersama hujan. Gemuruh bersahutan, menambah perih di ujung duka. Tuhan, walau kini aku tak jua melihat tepian pantai. Tapi aku yakin, itu tak jauh lagi. Diujung belahan dunia lain, kan kujalani kisah baruku. Sabarlah menanti hujan turun, karena ada pelangi setelah itu.

0 Komennya...:

Posting Komentar

Arigatoo ma Friends