- Goresan Hati -

Dalam hidup yang penuh perjuangan, jangan kau jatuh ketika semua beban berada tepat di pundakmu.

Rabu, 30 November 2011

...Serba-serbi Cerita Kampus...

Kampus,
     Rumah ke-3 setelah rumah aku di kampung halaman tercinta dan kosan tersayang. Banyak pelbagai kisah kualami. Mulai dari percintaan, pertengkaran dan juga persahabatan. Di kampus, biasanya aku selalu bersama lima teman terbaikku. Berbagai karakter yang aku temui dalam pribadi mereka masing-masing. Memang, tak pernah terucap kata "Aku peduli pada kalian" atau "Aku sayang kalian". Entah kenapa? Jika kalian tahu, aku tak ingin melihat kalian terluka teman. Apalagi karena cinta yang tak jelas arah bermuaranya. Cinta yang sempat membuat selisih paham diantara kita. Cinta yang tampak di antara hati yang telah terbuang.




Aku bangga ketika kalian tersenyum akan pencapaian prestasi kalian, baik akademik atau pun non-akademik. Aku tahu, kalian juga peduli padaku. Aku bisa merasakannya dan aku pun bisa menangkapnya. Walaupun sama, kita tak pernah mengungkapkannya. Teman, aku selalu ada di sini untuk kalian. Ketika kalian terluka, ketika kalian terjatuh, ketika kalian hilang arah. Aku pun tetap ada di sini untuk kalian. Ketika kalian tertawa haru, ketika kalian tersenyum bangga, ketika kalian merona bahagia.


Ingatkah kalian kisah haru yang pernah kita lewati bersama? Ada tangis tertahan di dalamnya. Bila aku harus mengingatnya, sungguh! Aku ingin memutar waktu untuk memperbaikki semuanya. Sampai detik ini, aku tak pernah bisa untuk bersikap sewajarnya pada DIA yang memaksa aku dan kamu mengukir satu kisah mengejutkan hati masing-masing. Kekecewaan dan kepedihan jadi satu. Aku dan kamu tak pernah menginginkan kisah itu terjadi, tapi karena inilah aku dan kamu bisa berteman lebih dekat dari yang sebelumnya. Terimakasih untuk dia yang di sana.

Belum lagi satu cerita yang ingin membuat aku menangis.
Memang benar temanku ini baik, sangat baik malah. Tapi, kenapa terlalu lama KAU membiarkan temanku berharap? Bila kau telah menyadari ketidakcocokanmu dengannya? Kenapa tidak kau langsung saja yang mengatakan sejujurnya pada temanku? Kenapa harus salah satu dari kami yang mengatakan hal pahit itu? Jujur, sedih aku mendengar berita itu. Aku ingin menangis saja. Entah siapa yang perlu di salahkan?


Aku lebih senang dengan kita yang begini. Tanpa adanya orang ketiga yang mencoba untuk mengusik hati dari salah satu kalian. Biarkan saja tetap begini hingga waktunya. Biarkan kita tertawa dengan hati yang tak terpaut oleh cinta yang semu. Cinta yang dangkal dan tidak penuh kejelasan. Cinta yang membiarkan hati kita digiring pada sebuah tebing yang curam. Cinta yang hampa akan kejujuran. Cinta yang memberikan harapan kosong.

Untukmu, temanku.
Untuk kalian berlima yang selalu di hatiku. Terimakasih sudah mau menerima segala kealpaan yang ada pada diri ini. Terimakasih untuk semua kisah yang telah kita ukir bersama. Terimakasih untuk motivasi yang telah diberikan.
Tercatat: Ira Gusti Riani, Prima Septika Dewi, Eka Fransiska Pratiwi, Erna Karuniasih, dan Ratih Anindiati.

7 komentar:

Arigatoo ma Friends