- Goresan Hati -

Dalam hidup yang penuh perjuangan, jangan kau jatuh ketika semua beban berada tepat di pundakmu.

Rabu, 30 November 2011

...Serba-serbi Cerita Kampus...

Kampus,
     Rumah ke-3 setelah rumah aku di kampung halaman tercinta dan kosan tersayang. Banyak pelbagai kisah kualami. Mulai dari percintaan, pertengkaran dan juga persahabatan. Di kampus, biasanya aku selalu bersama lima teman terbaikku. Berbagai karakter yang aku temui dalam pribadi mereka masing-masing. Memang, tak pernah terucap kata "Aku peduli pada kalian" atau "Aku sayang kalian". Entah kenapa? Jika kalian tahu, aku tak ingin melihat kalian terluka teman. Apalagi karena cinta yang tak jelas arah bermuaranya. Cinta yang sempat membuat selisih paham diantara kita. Cinta yang tampak di antara hati yang telah terbuang.




Aku bangga ketika kalian tersenyum akan pencapaian prestasi kalian, baik akademik atau pun non-akademik. Aku tahu, kalian juga peduli padaku. Aku bisa merasakannya dan aku pun bisa menangkapnya. Walaupun sama, kita tak pernah mengungkapkannya. Teman, aku selalu ada di sini untuk kalian. Ketika kalian terluka, ketika kalian terjatuh, ketika kalian hilang arah. Aku pun tetap ada di sini untuk kalian. Ketika kalian tertawa haru, ketika kalian tersenyum bangga, ketika kalian merona bahagia.


Ingatkah kalian kisah haru yang pernah kita lewati bersama? Ada tangis tertahan di dalamnya. Bila aku harus mengingatnya, sungguh! Aku ingin memutar waktu untuk memperbaikki semuanya. Sampai detik ini, aku tak pernah bisa untuk bersikap sewajarnya pada DIA yang memaksa aku dan kamu mengukir satu kisah mengejutkan hati masing-masing. Kekecewaan dan kepedihan jadi satu. Aku dan kamu tak pernah menginginkan kisah itu terjadi, tapi karena inilah aku dan kamu bisa berteman lebih dekat dari yang sebelumnya. Terimakasih untuk dia yang di sana.

Belum lagi satu cerita yang ingin membuat aku menangis.
Memang benar temanku ini baik, sangat baik malah. Tapi, kenapa terlalu lama KAU membiarkan temanku berharap? Bila kau telah menyadari ketidakcocokanmu dengannya? Kenapa tidak kau langsung saja yang mengatakan sejujurnya pada temanku? Kenapa harus salah satu dari kami yang mengatakan hal pahit itu? Jujur, sedih aku mendengar berita itu. Aku ingin menangis saja. Entah siapa yang perlu di salahkan?


Aku lebih senang dengan kita yang begini. Tanpa adanya orang ketiga yang mencoba untuk mengusik hati dari salah satu kalian. Biarkan saja tetap begini hingga waktunya. Biarkan kita tertawa dengan hati yang tak terpaut oleh cinta yang semu. Cinta yang dangkal dan tidak penuh kejelasan. Cinta yang membiarkan hati kita digiring pada sebuah tebing yang curam. Cinta yang hampa akan kejujuran. Cinta yang memberikan harapan kosong.

Untukmu, temanku.
Untuk kalian berlima yang selalu di hatiku. Terimakasih sudah mau menerima segala kealpaan yang ada pada diri ini. Terimakasih untuk semua kisah yang telah kita ukir bersama. Terimakasih untuk motivasi yang telah diberikan.
Tercatat: Ira Gusti Riani, Prima Septika Dewi, Eka Fransiska Pratiwi, Erna Karuniasih, dan Ratih Anindiati.

Senin, 28 November 2011

Terpesona

"Terpesona, ku pada pandangan pertama dan tak kuasa menahan rinduku. Senyumanmu slalu menghiasi mimpiku. Ingin kupeluk dan kukecup keningmu... Oh, indahnya"



     Sepenggal lirik lagu terpesona by Glenn Fredly ft. Audy malem ini berulang kali diputer. Bener-bener buat aku senyum-senyum nggak jelas, keinget sama kisah dan cerita masa lalu. :D
    Emang sih, sempet aku lupain untuk beberapa tahun. Abis, nih lagu bawaannya bikin ngegalau.
Cerita gila anak muda dalam mencari jati dirinya. (Gombal!). Tapi, emang bener. Butuh bertahun-tahun pula untuk menyadari bahwa apa yang selama ini di cari bukan lah dia. Tragis.


Bloggers, cinta itu datengnya nggak ada yang pernah tahu kapan? Sama siapa kita jatuh cinta atau dicintai? Tapi perlu diinget, cinta bukan untuk saling menjatuhkan, bukan untuk saling membenci, bukan untuk saling menghujat. Kenapa aku bilang gitu? Banyak contoh kasus yang bisa di lihat. Setelah bercerai, saling hujat-menghujat, saling membenci, parahnya sampe saling fitnah!


Oke, kita balik ke cerita awal.
             Aku, pernah mengirimkan sebuah lagu ini untuk seseorang di sana yang dulunya aku sayang. Kalo isi hati ini bisa di petakan dalam grafik, laju sayang itu makin hari makin meningkat. Ibarat tangga lagu, udah paling mentok nggak turun-turun nama nya di urutan teratas. Mau gimana sikap dia ke aku, tetep aja dia punya karisma tersendiri untuk terus menarik kutub selatanku ke medan magnet kutub utaranya. Mau dia jalan sama siapa pun wanita pilihannya, aku sayang dia!
Aku dan dia, nggak punya hubungan khusus. Istilahnya, pacaran gitu. Aku cuma bisa mandang dari kejauhan. Ibarat kata, ada hijab bening yang terbentang di antara aku dan dia. Samar tampaknya, namun begitu dekat. Nggak bisa aku bohong sama diriku, kalo sampe sekarang pun, aku masih memikirkannya. Walau aku udah coba untuk ngehapus lagu itu dari ingetanku, udah coba ngejauh, udah coba acuh... hmph! Tapi, seenggaknya intensitas sayang itu kini sudah menurun.


Berusaha untuk membalikkan sayang ini sewajarnya. Menurunkan level menjadi seorang kakak yang selalu aku harapkan. Dulu aku pernah bilang ke mama, "Kenapa mama nggak adopsi anak cowok untuk jadi kakak aku?". Saking aku berharapnya punya seorang kakak yang siap ngejaga aku. Di saat aku hilang arah dalam nentuin tujuan. Selain orang tua, aku pengen seorang kakak yang siap merangkul aku. 
Andai saja, kau terlahir menjadi saudara sedarahku.




Kapal yang aku pimpin kini, terombang-ambing di tengah samudera. Di naungi awan yang tak lagi biru. Senja pun telah berlalu disapu malam. Sang nahkoda kehilangan peta tujuan. Dermaga perhentian pun tak kunjung terlihat. Ombak yang mengganas, bergulung menghempas kapal menjauhi daratan. Rintik hujan mengguyur, melukiskan kesedihan sang nahkoda. Tangisan yang mengalir, terjatuh bersama hujan. Gemuruh bersahutan, menambah perih di ujung duka. Tuhan, walau kini aku tak jua melihat tepian pantai. Tapi aku yakin, itu tak jauh lagi. Diujung belahan dunia lain, kan kujalani kisah baruku. Sabarlah menanti hujan turun, karena ada pelangi setelah itu.

Kamu Lagi!

      Belum puas nih cerita tentang aku dengannya, sahabat baekku.
Back to childhood,

Waktu masih TK sampe SD kelas 1, aku orangnya paling nggak mau diajak ribut, cinta damai, ditindas orang cuma bisa mewek. Jaman aku duduk di TK 0 kecil, ada tuh temen namanya Intan. Super deh kelakuannya! Ceritanya aku  udah keq anak tiri aje...
Di dalem kelas aku di cubitiiin dan dianiaya gitu (hiperbola dikit...). Untungnya nih, aku punya pahlawan yang siap sedia membela dan membantu aku (alaaahhhh lebaay!). ahaha, lebai dikit nggak papa karena gitu nyatanya.
Oke, saya perkenalkan kembali my super hero, Ainabila Kintaninani aka Kintan. (Di cerita sebelumnya udah pernah aku ungkit-ungkit lho) ahaha... =D

Jadi, Kintan yang suka negur Intan. Dia ituu, super deh. Walaupun terkadang Intan masih keukeuh nyubitin aku. Solonya nasibku, (Baca Malang) red. 
                                                               ****
Dulu, waktu SD Kintan paling sering namanya dipanggil ke depan podium (anggap saja begitu) karena prestasinya. Sampe-sampe aku pernah berdoa, "Ya Allah, semoga nama aku yang dipanggil". Tapi nasib tinggal lah nasib, aku baru bisa menembus sepuluh besar ketika di bangku kelas 5 SD. ckckckck

Kekurangan dan kelebihan kami saling tutupi. Masalah akademik, Kintan jagonya. Kalo non-akademik, entar dulu deh.... Aku lebih unggul dari Kintan keliatannya. 1 hal yang selama ini aku iriii dari Kintan. Kintan punya seorang kakak, sedangkan aku anak tertua. hhmm.. cuma bisa berdoa kalo Kintan lagi cerita tentang mas Kaka (Prama Raka Sindu) nya tercinta, "Kapan aku punya kk?". Ngareep.com
                                                               ****
Kasih tau nih yah buat kalian-kalian semua yang pada punya musuh, udahan dong berantemnya! Sungguh, persahabatan itu lebih dari segalanya. Rugi bagi kalian semua yang pendendam, sombong, pilih-pilih temen, acuh, nggak suka bergaul dan kawan-kawannya itu.

Kalian nggak bakalan deh nemuin apa itu artinya kehilangan, berbagi, bercanda, tertawa, dan menangis. Kalian cuma berpikir negatif teruuuss kalo ketemu si dia yang kalian benci. STOP PERANG DINGIN!
Toh, dengan berteman nggak akan pernah rugi. Insyallah.

METODE RECALL KONSUMSI 24 JAM DAN FOOD RECORD

I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat  tentang nilai gizi makanan, sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan status gizi ( Irianto, et al, 2004 ).
Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis guna menjamin kelangsungan hidup. Bila seorang salah dalam menghitung dan merencanakan kebutuhan energi dan protein maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi ( Irianto, et al, 2004 ).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang . Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjagi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Gangguan gizi terjadi baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih.
Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-ubah dari makanan satu ke makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu tanpa ada perubahan
kekal dalam cadangan tubuh atau berat badan. Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam diri individu untuk menyeimbangkan keseluruhan asupan energi dengan keseluruhan energi yang digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil dalam jangka waktu yang cukup panjang. Obesitas hanya akan muncul apabila terjadi keseimbangan energi positif untuk periode waktu yang cukup panjang (WHO, 2000).
Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Mei, 2009).
Pengukuran konsumsi makanan penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat, berguna untuk mengukur status gizi, menemukan faktor diit yang dapat menyebabkan malnutrisi. Metode pengukuran konsumsi makanan dibedakan menjadi metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode Kuantitatif untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak (Susilowati, 2008).
B.     Tujuan
Praktikum ini dilakukan agar para praktikan dapat mengetahui cara menghitung jumlah kalori yang dihasilkan oleh setiap orang dari apa yang dikonsumsinya dengan menggunakan metode recall 24 jam serta food record.

II. TINJAUAN PUSTAKA 
a.      Metode Recall 24 Jam
            Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Juniati (2008), mengatakan bahwa Recall (mengingat) merupakan sebuah pengujian mengenai tingkat kesadaran akan suatu.
Kelebihan metode Recall 24 Jam:
1.      Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
2.      Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.
3.      Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
4.      Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
5.      Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kelemahan metode Recall 24 Jam:
1.      Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.
2.      Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Oleh karena itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
3.      The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).
4.      Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.
5.      Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.
6.      Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
b.      Metode Estimated Food Records
            Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan untuk mencatat semua makanan yang dikonsumsi oleh individu pada satu hari atau lebih.
            Kekuatan metode food record:
1.      Tidak percaya pada ingatan
2.      Ukuran porsi dapat diukur secara langsung lebih baik daripada menaksir dari ingatan
3.      Pendekatan lebih akurat sehingga semua makanan (atau sekurang-kurangnya makanan yang dimakan dirumah) dapat dipertimbangkan sebelum makan.
Kelemahan metode food record:
1.      Penjagaan catatan makanan menempatkan beban yang substansial pada subyek
2.      Metode ini mensyaratkan level yang tinggi dari motivasi subyek
c.       Metode Penimbangan Makanan (Food Weighing)
         Pada metode penimbangan makanan responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari.
d.      Metode Dietary History
               Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun).
e.       Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
          Metode frekuensi makanan adalah metode untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Ruang Kuliah Zona C 1205 Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya di Inderalaya. Pada hari Senin, tanggal 03 Oktober 2011, sampai dengan selesai. 
B.     Alat dan Bahan
Alat yang dipakai dalam praktikum adalah: 1) Kertas untuk catatan, dan 2) Alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah: 1) beberapa bahan pertanyaan untuk wawancara, dan 2) daftar DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan).
C.    Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum adalah :
1.   Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT)  selama kurun waktu 24 jam yang lalu.
2.      Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
3.      Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Kalori

No.
Nama
Jenis Kelamin
Umur(tahun)
Jumlah kalori (kkal)
1.
Fitria Wulandari
Perempuan
20
1475,4
2.
Cerry Pandovel
Laki-laki
20
2143
3.
Seftyara Wulandari
Perempuan
20
1639,5
4.
M. Ikhsan Permana
Laki-laki
20
1469
5.
Adnan Baharudin Wijaya
Laki-laki
20
635,9
6.
Ilham Rizal Putra
Laki-laki
20
1070,6
7.
Ira Gusti Riani
Perempuan
20
2005,02
8.
Widyaliza Purnama
Perempuan
19
3738,2
9.
Abeng Okta
Laki-laki
19
3715,2
10.
M. Elfano Budhi Putera
Laki-laki
19
2315
11.
Nafisah Eka Puteri
Perempuan
20
1585,2
12.
Jimmi Harianto B
Laki-laki
20
3681,6
13.
Bob Wijaya
Laki-laki
20
1710,4
14.
Rizal
Laki-laki
21
2566,6
15.
Hefrianti Ronasari
Perempuan


16.
Widia Purnamasari
Perempuan
20
1471,3
17.
Meiyanti
Perempuan
20
2572,6
18.
Eva Anggraini Marpaung
Perempuan


19.
Muhammad Nur
Laki-laki
19
3278,95
20.
Eka Fransiska Pratiwi
Perempuan
21
4010,4
21.
M. Irfan Febriansyah
Laki-laki
19
2346,66
22.
Andi Zumari
Laki-laki
20
3722,68
23.
Hendry Pahlawanto
Laki-laki
20
4567,3
24.
Niken Ayu Maharani
Perempuan


25.
Ratu Ayu Puspita
Perempuan
20
3470,7
26.
Dian Nurul Huda
Perempuan
20
1178
27.
Samir Fuadi
Laki-laki
20
2236
28.
Laurensia BR Tarigan
Perempuan
20
2194,4
29.
Tri Tauhid Jemiter
Laki-laki
19
2235,8
30.
Fajar Ramdani
Laki-laki
20
2302,32
31.
Engki Syah Antoni
Laki-laki
20
2481,1
32.
Prima Septika Dewi
Perempuan
21
1612,9
33.
Raini Panjaitan
Perempuan
19
1015
34.
Rissa Nino Fastapy
Perempuan
20
2849,14
35.
Sari Asimah Siahaan
Perempuan
20
2917,35
36.
Ratih Anindiati
Perempuan
19
1867,5
37.
Dessy Purnamasari
Perempuan
20
2649,55
38.
Riansa
Laki-laki
21
3772,2
39.
Muamar Kadafi
Laki-laki
20
2044
40.
Erna Karuniasih
Perempuan
20
2369,7
41.
Firmansyah
Laki-laki
21
2404,75
42.
Yopi Setiawan
Laki-laki


43.
Andika Ferdinando
Laki-laki
20
2932,2
44.
M. Halik
Laki-laki


45.
Yoga Pradana
Laki-laki
20
2113

  
























B.     Pembahasan
Berdasarkan data hasil yang didapat dari praktikum, jika jumlah kalori dibedakan menurut jenis kelamin, maka jumlah rata-rata kalori laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah rata-rata kalori perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih banyak melakukan kegiatan yang berat dibandingkan perempuan, maka diperlukan kalori yang lebih banyak.
Jika dilihat atau dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA), untuk laki-laki yang berumur sekitar 19-29 tahun seharusnya atau dianjurkan mendapat asupan energi dari makanan yang dikonsumsinya sebesar 2550 kkal, sedangkan dari data yang didapat rata-rata energi yang dihasilkan oleh laki-laki sebesar 2533,83 kkal. Hasil yang didapat tidak melebihi energi yang di anjurkan. Aktivitas dan kalori yang di asup seimbang sehingga energi yang didapat dibakar sepenuhnya dan tidak ditimbun dalam tubuh. Sedangkan pada perempan yang berumur 19-29 tahun, kecukupan gizi yang dianjurkan sebanyak 1900 kkal. Pada data yang didapat menunjukkan perempuan rata-rata menghasilkan energi sebanyak 2256,77 kkal. Hasil yang didapat melebihi energi yang di anjurkan, hal ini tidak berakibat buruk. Tetapi dapat mengakibatkan kegemukan jika tidak diimbangi dengan aktivitas yang sesuai dengan kalori yang di asup karena energi yang didapat tidak dibakar sepenuhnya melainkan ditimbun dalam tubuh.
Data tersebut dilihat secara rata-rata kelas. Apabila ditinjau dari data masing-masing orang, sebagian besar baik laki-laki maupun perempuan menghasilkan energi yang berlebih. Asupan energi tertinggi untuk perempuan oleh responden Eka Fransiska Pratiwi, yaitu sebesar 4010,4 kkal, sedangkan untuk laki-laki oleh responden Hendry Pahlawanto, yaitu sebesar 4567,3 kkal. Asupan energy terendah untuk perempuan oleh responden Raini Panjaitan, yaitu sebesar 1015 kkal, sedangkan untuk laki-laki oleh respon Adnan Baharudin Wijaya, yaitu sbesar 635,9 kkal.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi angka kecukupan energi yang dihasilkan oleh seseorang, diantaranya adalah pola makan, pemilihan bahan makanan, serta kebiasaan makan.
Pola makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih bahan makanan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan dari pengaruh fisiologi, sosial dan budaya diukur dengan frekuensi, jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari (Suhardjo, 2003).
Pemilihan bahan makanan ternyata dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu. Pertama, sumber-sumber pengetahuan masyarakat dalam memilih dan mengolah pangan mereka sehari-hari. Kedua, aspek aset dan akses masyarakat terhadap pangan mereka sehari-hari. Ketiga, pengaruh tokoh panutan atau yang berpengaruh. Pengaruh tokoh panutan terutama berkenaan dengan hubungan bapak anak, jika keluarga yang memperoleh pangan atau nafkah berupa uang kontan melalui usaha tani majikan (Santoso dan Ranti, 2004).
Kebiasaan makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan-makanan yang tersedia, yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya di mana ia/mereka hidup. Kebiasaan makan individu, keluarga dan masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku, faktor lingkungan sosial, faktor lingkungan ekonomi, lingkungan ekologi, faktor ketersediaan bahan makanan, dan faktor perkembangan teknologi.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Jumlah rata-rata kalori laki-laki lebih besar, yaitu sebesar 2533,83 kkal dibandingkan dengan jumlah rata-rata kalori perempuan, yaitu sebesar 2256,77 kkal.
  2. Untuk laki-laki yang berumur sekitar 19-29 tahun dianjurkan mendapat asupan energi dari makanan yang dikonsumsinya sebesar 2550 kkal, sedangkan pada perempan yang berumur 19-29 tahun, kecukupan gizi yang dianjurkan sebanyak 1900 kkal.
  3. Asupan energi tertinggi untuk perempuan oleh responden Eka Fransiska Pratiwi, yaitu sebesar 4010,4 kkal, sedangkan untuk laki-laki oleh responden Hendry Pahlawanto, yaitu sebesar 4567,3 kkal.
  4. Asupan energy terendah untuk perempuan oleh responden Raini Panjaitan, yaitu sebesar 1015 kkal, sedangkan untuk laki-laki oleh respon Adnan Baharudin Wijaya, yaitu sbesar 635,9 kkal.
  5. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi angka kecukupan energi yang dihasilkan oleh seseorang, diantaranya adalah pola makan, pemilihan bahan makanan, serta kebiasaan makan.