Saya sampai sekarang masih bertanya-tanya. Mengapa orang yang berulang tahun diminta untuk mentraktir rekannya? Bukankah, mereka seharusnya mendoakan? Orang yang berulang tahun pun, saya pikir sebaiknya lebih khusuk beribadah....
Mengapa?
Ulang tahun seharusnya menjadi hari untuk seseorang introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan satuh tahun belakang. Sudah cukupkah amal yang dikerjakan, atau bahkan dosa semakin berlipat ganda? Na’udzubillah mindzalik... Introspeksi diri yang diiringi dengan ibadah yang stabil (bila dirasa sulit untuk meningkatkan intensitasnya). Semoga kita menjadi insan yang selalu mengingat Allah, sehingga takut untuk melangkahkan kaki ke jalan maksiat. Amin.
Saya sangat tertarik dengan kalimat yang pernah saya baca di salah satu blog yang tidak mencantumkan nama adminya, seperti yang saya kutip, “sesungguhnya setiap ulang tahun itu mendekati kematian. Mengurangi umur yang telah tercatat di Lauhul Mahfuzh. Tidak setiap orang berbahagia dengan kematian, hanya mereka yang diberikan keistimewaan oleh Tuhan yang wajar mengharapkan segera berjumpa kematian. Bagi kita yang pemahaman agamanya rendah, kita yang awam dan umum, kematian adalah tanda putus asa dan bosan hidup. Karenanya, bagi yang terlalu bergembira ria dengan datangnya ulang tahun, maka saksikanlah saat kematiannya datang. Tidak seorang pun yang boleh bersedih! Semua harus gembira! Semua harus berpesta! Makan enak dan sejenisnya. Sebablah tujuan telah pun dicapai. Janganlah rayakan ulang tahunku, sebab itu tanda kau bergembira dengan datangnya kematianku dan sebab aku masih pun takut serta sangat belum siap. Sungguh, kecuali engkau senang akan hal itu”.
Saya sangat tertarik dengan kalimat yang pernah saya baca di salah satu blog yang tidak mencantumkan nama adminya, seperti yang saya kutip, “sesungguhnya setiap ulang tahun itu mendekati kematian. Mengurangi umur yang telah tercatat di Lauhul Mahfuzh. Tidak setiap orang berbahagia dengan kematian, hanya mereka yang diberikan keistimewaan oleh Tuhan yang wajar mengharapkan segera berjumpa kematian. Bagi kita yang pemahaman agamanya rendah, kita yang awam dan umum, kematian adalah tanda putus asa dan bosan hidup. Karenanya, bagi yang terlalu bergembira ria dengan datangnya ulang tahun, maka saksikanlah saat kematiannya datang. Tidak seorang pun yang boleh bersedih! Semua harus gembira! Semua harus berpesta! Makan enak dan sejenisnya. Sebablah tujuan telah pun dicapai. Janganlah rayakan ulang tahunku, sebab itu tanda kau bergembira dengan datangnya kematianku dan sebab aku masih pun takut serta sangat belum siap. Sungguh, kecuali engkau senang akan hal itu”.
Jujur saja, sampai hari ini pun saya masih sering melontarkan kata-kata “minta traktir” kepada teman yang berulang tahun, meskipun tetap terselip doa yang tulus dari saya. Dulu ketika saya masih kanak-kanak. Melihat pesta ulang tahun yang dirayakan oleh teman-teman, terbersit pikiran anak-anak dalam diri saya, “kenapa mama dan papa tidak pernah merayakan ulang tahun saya?”. Saya baru tersadar mengapa sejak kecil dibiasakan untuk tidak merayakan pesta ulang tahun. Terima kasih mama dan papa saya tercinta.
Ketika guru SMA saya berulang tahun, mendapatkan kejutan dan kue ulang tahun dari kami muridnya. Saya justru tersentuh melihat apa yang dilakukan beliau. Beliau membaca Al-Quran dengan khusuk dan mata yang berkaca-kaca, sedangkan kami duduk terpaku melihat beliau. Seusai beliau menyelesaikan bacaan ayat-ayat suci Al-Alquran beliau berkata, “Maaf anak-anak, Ibu sedang berpuasa”. Beliau pun berinisiatif untuk menyuapkan potongan-potongan kecil kue dari kami satu per satu kepada kami. Sungguh, saya tersentak mendengarnya. Justru di hari ulang tahunnya, beliau menyibukkan diri untuk beribadah. Subhanallah...
Ada alah satu doa yang pernah saya terima di pesan singkat ketika saya berulang tahun. Singkat, padat dan jelas. Membuat saya benar-benar diingatkan. Doa tersebut diambil dari salah satu ayat di dalam kitab suci Al-Quran yang berbunyi, “dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku diwafatkan, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. Sampai saat ini, doa itu saya teruskan kepada teman-teman yang berulang tahun, Insyallah. Semoga bisa menjadi bahan renungan untuk kita menghapuskan budaya perayaan ulang tahun secara perlahan. Amin J
0 Komennya...:
Posting Komentar
Arigatoo ma Friends