Ternyata, ada untungnya juga kemarin papa ngeprint surat untuk mama yang aku ikutin lomba 4 tahun yang lalu. Sengaja diprint papa buat ditunjukkin ke mama. Padahal sih, akunya maluuu... =D
Btw, kenapa aku bilang untung?? Soalnya, softcopy surat untuk mama yang bertemakan Hari Ibu itu udah hilaang. Seneng deh termyata masih ada hardcopy-nya. hehehe,
Ini surat, aku tulis waktu aku masih SMA kelas 2. Surat ini juga, alhamdulillah dapet juara 3. ^_^
Oke deh, silakan di baca...
Baturaja, 19 Desember 2007
Beloved, Mama
In,
My Heart
Assalamu’alaikum wr.wb,
Dalam heningnya malam dan diiringi deru AC yang sayup-sayup, aku menumpahkan segala rasa yang selama ini terpendam. Teringat akan wajah letihmu yang tak pernah lelah membesarkanku. Terpatri senyum bangga itu di saat Rissa berdiri tegap dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka pada tanggal 17 Agustus kemarin. Terngiang merdu suaramu dikala engkau mengajari doa-doa untuk mengagungkan Asma Allah. Rinduku berpadu dikelamnya malam dan memecahkan kesunyian kamarku. Kulayangkan surat ini dari hatiku terdalam.
Kaifa haluki, Ummi? Sehat-sehat saja, kan? Alhamdulillah, Rissa juga sehat-sehat saja. Oh ya ma, Rissa mau ngucapin Selamat Ulang Tahun yang ke-42, walaupun masih 9 hari lagi. Semoga mama selalu diberikan kesehatan dan dibukakan pintu ampunan olehNya. Satu lagi, supaya mama diberikan kesabaran dalam mendidik anak-anak mama yang bandel. Kata maaf tak lupa Rissa ucapkan, karena di hari ulang tahun mama ini, Rissa tidak ada di dekat mama, tidak bisa mengucapkan Selamat Ulang Tahun dan memeluk mama. Rissa harus masuk sekolah, ma… Maaf, Rissa tidak bisa bersama mama di Lampung.
Ma, tidak terasa sudah 16 tahun, dan Rissa akan beranjak dewasa. Selama itu pula, kasih sayang mama tidak pernah putus Rissa terima. Mama juga selalu ada saat Rissa butuh, di saat Rissa sedih atau pun senang. Makasih ya, ma… You are the best, Mom! Kasih sayang dari mama sangat berarti untuk Rissa. Tapi, apa yang bisa Rissa lakukan untuk membalas itu semua? Membanggakan orang tua, memberikan hasil yang terbaik, atau Rissa pikir, itu tidak sebanding dengan apa yang sudah mama berikan selama 16 tahun ini. Maka dari itu, ma… Rissa mau, di hari Ibu nanti, mama ngerasain bahwa anak-anak mama tidak hanya bisa bandel tapi juga bisa membuat mama senang. Rissa sama adik-adik, mau mengajak mama refreshing walau hanya sekedar jalan-jalan. Rissa tidak mau lihat mama masih berkutat dengan bumbu-bumbu dapur yang membuat mama jenuh. Rissa tahu, ma… Mama sering merasa bosan dengan rutinitas mama sebagai Ibu Rumah Tangga. Maafin Rissa seama adik-adik ya, ma. Mungkin kami malas membantu mama, walau hanya mencuci piring. Dan kami lari bila mama meminta tolong menyapu rumah atau sekedar mengelap meja makan. Maafin Rissa, ma karena secara sadar atau tidak sadar, Rissa suka buat mama kesal.
Mama, tidak lama lagi, Insyallah Rissa kuliah. Mau tidak mau, Rissa harus menimba ilmu di tanah rantau. Rissa belum sanggup kalau hari itu datang, ma. Rissa masih ingin di dekat mama yang selalu memberikan Rissa semangat di saat Rissa lagi down, mama penyejuk dikala Rissa gundah, mama penghibur di saat Rissa lagi sedih. Masih terukir jelas diingatan Rissa, ma. Nasehat dari mam, “bahwa kasih sayang itu bisa kita rasakan dikala kita bersama. Jika kita sudah berpisah atau berkeluarga nanti, kita tidak bisa lagi bermanja-manja seperti sekarang, di saat kita masih bersama”. Kata-kata mama, memang benar adanya. Rissa bisa melihat kerinduan teman-teman Rissa. Rindu kampung halamannya, rindu kasih sayang keluarga, dan kehangatan yang sejak kecil mereka rasakan. Ma, Rissa belum sanggup jika Rissa nantinya harus terpisah jarak dan waktu. Tapi, apalah daya. Kelak jika Rissa sudah sarjana, Rissa harus sudah bekerja. Membantu adik-adik Rissa yang masih sekolah. Ingin membanggakan mama dan papa dengan jeri payah yang Rissa peroleh nanti.
Rissa bangga dengan mama. Sejak kelas 6 SD, mama sudah berpisah dengan orang tua mama. Mama harus ikut uwak, membantu dan mengasuh anak-anaknya uwak. Mama hanya bisa menangis ketika orang tua mama akan kembali ke kampung halaman. Jika Rissa jadi mama pada saat itu, mungkin hari-hari Rissa terasa berat. 1 bulan di karantina, terasa mengekang hati Rissa. Jika diberi waktu menghubungi orang tua, Rissa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tanpa sadar, air mata telah bergulir di kedua pipi Rissa saat mendengar suara mama. Tapi mama beda dengan Rissa, mama masih tetap tegar. Sampai-sampai mama diganggu tetangga mama dengan kata-kata yang menggelikan. “Jangan nangis. Kalau orang tuamu datang kemari, simpan (maaf) kentutnya di dalam botol. Jadi, kalau kangen hirup saja botol itu”, hihihi… Masih ingatkah kau, mama? Rissa juga bangga akan keputusan mama. Ketika tiba hari pernikahan mama, mama harus berhenti bekerja karena mama ingin membesarkan kami tanpa harus berbagi-bagi waktu. Really, I proud with you…Mom!
Ma, Rissa tak harap surat ini akan tetap terlipat rapi di lemari-lemari kamar mama atau tersimpan manis di laci meja rias. Rissa hanya berharap, mama mengetahui betapa besar rasa sayang Rissa untuk mama, papa dan adik-adik. Ma, walau Rissa di Baturaja dan mama di Lampung… Rissa yakin, rasa sayang mama tak pernah pudar karena Rissa tahu, dengan jarak jauh ini akan menambah rasa sayang mama karena rindu ingin berjumpa. Itulah yang Rissa rasakan saat ini, ma. Walaupun sedih kita tidak berkumpul di Hari Ulang Tahun mama, setidaknya Rissa bisa mendengar suara merdu mama melalui telepon.
Ma, melalui surat ini… Rissa susun kata demi kata dan Rissa rangkai kalimat-kalimat menjadi sebuah surat cinta untuk mamaku tersayang. Curahan rasa rindu Rissa yang mungkin selama ini tak bisa Rissa ucapkan. Ungkapan rasa sayang yang tak terbendung lagi. Goresan surat ini, penanda yang tak terucap dari Rissa bahwa Rissa sangat menyayangi mama. Selamat Hari Ibu ya, ma…
Jemariku telah mengungkapkan perasaanku. Pikiranku tertuang rapi di atas kertas putih. Menyusun rangkaian kata di dalam Qolbu. Berkat doamu, mama… Insyallah aku tetap dalam lindungan Allah. Dan selalu bersyukur atas nikmat yang t’lah kuterima hingga detik ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Salam rindu,
Rissa Nino Fastapy
Love you, Mom...
bgus bget, menyentuh ...
BalasHapusAlhamdulillah, maksih...
Hapusmaksih juga udh mampir di blog aku :)